17.9.15

Menjaring Pikiran


"Belajar tak sesusah yang dikirakan, ketika muncul pikiran itu, cari jalan keluarnya." ucapku pada siswa. 

Ketika saya melangkahkan kedua kakiku ke dalam ruangan tersebut, yang mesti saya aplikasikan metode pembelajaran baru agar membuat mereka yakin dengan pelajaran yang sulit menurutnya. terlebih dahulu tanya jawab antar pendidik dan siswa sebagai energi motivasi di awal dimulainya pembelajaran. 

Bermain sambil belajar perkatakaan yang terdengar enak ditelinga mereka, hasilnya keriuhan menggema, metode jaring pikiran namakan saja seperti itu, 

Siswa menyiapkan selembar kertas kosong yang telah dibagi dua atau sesuai dengan rencana pembelajaran. Kertas pribadi tersebut akan beralih ke siswa lain dan begitu seterusnya hingga soal usai lalu hasil jawaban yang tertulis bentuk kemampuan siswa tersebut. 

"Pertanyaan andaikata tak sesuai harapan (nilainya)?" 

Tak ada yang tak mungkin sebab proses pembelajaran membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menghitung kemampuan. dan sebetulnya yang dinilai adalah sejauh manakah pemahamannya dan apakah mereka mampu menerapkan. 

13.9.15

Mengecek Daftar Kehadiran (Seberapa Jujurkah)


Sediakan daftar hadir, taruh di tempat yang bisa dilihat oleh para peserta didik, reaksinya seperti apa, langsung mengambil atau menunggu dipanggil.

"Cek siapa saja yang hadir,"
"Tulis kehadiranmu sendiri."
"Beri keterangan jika ada yang tidak jelas kehadiran kawanmu."

Ketika menyampaikan kalimat perintah itu, dan peserta didik melakukannya dengan baik, dengan jumlah yang sekian puluh perkelas, dapat dikatakan maju sesuai harapan. 

Dengan jumlah sekian puluh peserta dalam kelas, bukan tidak mungkin pencapaian yang ditetapkan yakni kesadaran, keahlian, kecakapan dan semua bergantung dari cara pendidiknya. 

12.9.15

Sumringah


Pernahkah kita membuat sebuah karya yang dikerjakan sepenuh hati dan hal tersebut ditujukan kepada orang yang kita sayangi, selama proses pembuatannya tak menginginkan melukainya justru menyembuhkannya, bahagia tentunya. Lebih sumringah lagi jika hal itu jelas ditulis atas namanya :D 


Komunikasi Si "Alim


Apa enaknya menghabiskan sekian jam lamanya berhadapan dengan persegi panjang bergambar dan isinya beragam kata lalu dipasarkan ke khalayak ramai. Sebab senengkah, puaskah, sukakah, atau semacamnyakah. Kalau denger kata kayak gini, buat miris perasaan juga kesemsem sama lontarin ini kalimat, kayak tidak menghargai hasil buatan orang saja, heheh. Malahan mungkin ditaruh saja dirak, untung~untung kalau disingkirkan kotoran yang nempel, apa jadinya kalau dibiarin bisa~bisa ogahan didekati apalagi dibaca. 

Rabb memberi tiap insan untuk berpikir juga menentukan arah pilihannya, yang mana jika sudah ia tetapkan, nggak bakalan jauh beda dengan hasil tulisannya itu, Nah dari situlah kita sebagai makhluk yang sekian banyak jumlah memiliki pengalaman yang tentu saja berbeda dari yang lainnya, dan terpisah dari tempat berbeda. Semacam tumbuhan yakni simbosis mutualisme kali. 

Ketika dibukukan lalu dikonsumsi oleh orang lain sebenarnya juga sudah mengambil pengetahuan mereka, sebab ia akan melakukan tindakan komunikasi balik, keahlian orang "alim, selamat. 

10.9.15

Menerka Benda-benda



Kalau dalam pembelajaran beri beberapa kata-kata benda yang ada disekitar atau yang pernah dialaminya, biasanya untuk menyuruh membuat kalimat dapat terselesaikan dengan mudah. Anggaplah ia pernah memainkan piano, satu kata benda tersebut akan muncul banyak kata lain nada, jumlah tuts, juga oktaf, 

Beberapa peserta didik bertanya untuk menyakinkan dirinya. 

"kalau seperti ini," 
"bagaimana kalau begini." 
"bisa ini saja." 

Jika sudah seperti itu, jumlah yang ditetapkan untuk menulis melebihi yang disuruhkan, Menandakan apa yang ia minati kadang muncul hal-hal yang tak terduga, yang bahkan peserta didik itupun bergumam "ya ya" sambil mengangguk.   

7.9.15

Mandirinya SiswaMu


Berguru dari sembilan ratus orang, menjual atap dan kayu dari rumahnya, salah seorang imam yang tersohor Malik bin Anas. Di antara untaian hikmahnya :

"Seorang pelajar mempunyai hak untuk mendapatkan rasa tenang dan takut. Ilmu akan baik bagi siapa yang diberi kebaikan darinya. Sesungguhnya kebahagiaan seseorang akan timbul bila diberi taufik untuk melaksanakan kebaikan, dan penderitaan seseorang akan timbul bila selalu tergelincir dan salah."

"Tidak layak seseorang untuk berbicara tentang sesuatu yang ia malu untuk mengatakannya, dan tidak layak untuk berjalan untuk memenuhi hajat yang ia malu untuk itu."

Apa!!!!
Membelalak tatkala mengetahui kesungguhan beliau, secara gitu ketaatan, ketakwaan, keyakinan dan d el d el. 

Mendidik seseorang seperti memberi asupan makanan yang baik. Ketika seorang siswa terus bergumam, lalu diikuti siswa lain, tampak nyata jika yang bersuara pertama kali menjadi sorotan kali ya, hehehe. Bijaksananya pendidik apabila membiarkan menumpahkan pengetahuan nya lalu diarahkan bahwa "seperti ini loh yang bener." Maka selebihnya urusan siswa tersebut, seakan mengajarkan untuk mandiri (mondar~mandir sendiri). 



Metode Analogi Pembelajaran

Sewaktu memberikan materi ajar kepada siswa tanpa memakai buku panduan yang hanya bermodalkan perangkat tulis menulis, beberapa dari mereka bertanya ke mana buku cetak yang biasa dipakai. Tampak jelas bahwa kebiasaan yang diterapkan tersimpan dan ia mencari. Untuk menyiasati rasa keingintahuannya, buku tulisannya tersebut dianggap seolah buku panduan yang tentunya materi sudah disiapkan dengan metode analogi.


Sebagai contoh sebutkan beberapa benda dalam ruang belajarmu yang hampir mirip dalam  kelas. Seperti yang diharapkan mereka langsung menyebutnya, untuk membuat tetap tahu, suruh untuk menggambarkan juga menulisnya dengan memakai patokan waktu, hasilnya pekerjaannyapun usai. 

6.9.15

Kajian Pengetahuan


"...Kekuasaan dari ilmu pengetahuan, begitu luas. Tidak ada yang dapat menguasai keseluruhan kajian ilmu pengetahuan sendirian." (al~Battani)

Kenapa dalam sebuah perkumpulan yang mengupas berbagai topik, membuat orang turut serta ikut untuk mendalaminya. Apakah sebab rasa penasaran, sekadar temu muka, atau mencari pengetahuan baru. Apapun itu keuntungan dari bermajelis yakni menggapai derajat tinggi, memahami sesuatu sebab kebutuhan. Ibarat pendidik mendidik anak didiknya, yang menginginkan kelangsungan ajarannya.

Dalam pengalaman jika melihat ada yang unggul dibanding yang lain, melebihi dari materi yang diajarkan, berikan tugas semisal mengkoordinir situasi kelas juga memberikan kesempatan untuk mengajarkan pada kawannya. Seakan memberikan peran dan terapi bahwa menjadi "lebih" melatih perkembangan diri. 

3.9.15

Rangkap Peran


Tanyakan pada dirimu sendiri apa yang menyebabkan seorang peserta didik berkelakuan menyimpang, padahal ragam cara untuk mendidik telah diterapkan. Menginginkan seseorang berlaku ahsan, namun sikap dari pengajarpun mestinya memberikan contoh, sebab tanpa disuruh ia segera bertindak. 

Dalam dunia pendidikan, ada bidang yang khusus menangani apabila perkataan juga perbuatan tidak mencerminkankan sebagai terdidik. Sebab menangani watak tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Bagaimana mesti memanajemenkan kelas, cara pemberian materi ajar juga menyusunnya agar apik, lingkungan yang kondusif, kegiatan mengasa keterampilan, belum lagi ragam kegiatan diluar dari jam sekolah formal para peserta didik yang memang tugas tersebut kembali ke orang tuanya yang merupakan madrasah pertama yang mengajarkan nilai.

Lantas, posisi dari pendidik turut juga diperhatikan, sebab mesti menjadi terpenting apabila siswa telah memasuki kelasnya, seakan ia "menjadi" pengganti, sebab ditelisik dari perasaan setiap orang menginginkan diperlakukan baik.